
Baterai Mobil Listrik: Jenis, Kapasitas, Harga & Perawatan
Baterai merupakan komponen paling vital dalam mobil listrik. Fungsinya tak sekadar sebagai sumber tenaga utama, tapi juga menentukan performa, jarak tempuh, dan efisiensi secara keseluruhan. Karenanya, memahami jenis, kapasitas, harga, hingga cara perawatan baterai mobil listrik menjadi langkah awal yang penting sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan listrik.
Yuk, simak penjelasan lengkap tentang berbagai jenis baterai yang digunakan dalam mobil listrik, kisaran kapasitas yang tersedia di pasaran, dan pengaruhnya terhadap jarak tempuh, harga terkini dari berbagai kapasitas baterai, serta tips merawat baterai agar awet dan tetap optimal.
Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik
Teknologi baterai terus dikembangkan seiring permintaan mobil listrik di Indonesia yang semakin marak. Namun, sebaiknya kamu tahu dahulu berbagai jenis baterai dengan keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa jenis baterai yang umum digunakan dalam mobil listrik:
1. Lithium-Ion (Li-Ion)
Merupakan jenis baterai yang paling umum digunakan dalam mobil listrik bahkan perangkat elektronik lainnya. Lithium-Ion berkarakter ringan, padat energi, dan efisien. Versi mobil tentu jauh lebih besar daripada baterai ponsel atau laptop. Rasio energi yang dihasilkan terhadap beratnya pun tinggi, artinya jarak tempuh bisa lebih jauh dalam sekali pengisian. Baterai ini juga punya self-discharge rendah dan sebagian besar komponennya bisa didaur ulang.
Jenis baterai inilah yang digunakan Chery pada lini mobil listrik dan hybrid nya yakni OMODA E5, J6, dan Tiggo 8 CSH. Chery OMODA E5 ditenagai dengan jenis baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP). Baterai ini diklaim memiliki keunggulan dalam hal keamanan dan daya tahan, serta mampu memberikan jarak tempuh yang cukup jauh. Kapasitas baterai OMODA E5 adalah 61.06 kWh yang diklaim mampu menempuh jarak hingga 430 kilometer berdasarkan standar pengujian WLTP (Worldwide Harmonized Vehicle Test Procedure).
Begitupun J6 yang juga mengandalkan jenis baterai yang sama. Baterai ini mendukung pengisian cepat DC hingga 85 kW, memungkinkan pengisian dari 30% ke 80% dalam waktu sekitar 30 menit.
Keluaran terbaru sebagai mobil hibrida, Chery Tiggo 8 CSH menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LiFePO4 atau LFP) dengan kapasitas 18,3 kWh. Baterai ini dirancang tahan terhadap suhu ekstrem dan memiliki sertifikasi tahan air IP68 Waterproof. Dengan kemampuan baterai yang mumpuni, Tiggo 8 CSH diklaim mampu menempuh jarak hingga 90 km dalam mode EV (listrik) murni.
2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)
Sementara itu, jenis baterai mobil listrik yang kedua ini biasa digunakan di mobil hybrid. Memang umur pakainya lebih lama dari Lithium-Ion, tetapi harganya lebih mahal dan self-discharge nya tinggi. Karena tidak bisa diisi daya dari luar sistem (seperti colokan listrik rumah), penggunaannya lebih cocok di HEV, bukan mobil listrik murni.
3. Solid-State Battery
Jenis baterai ini menggunakan elektrolit padat (keramik, gelas, dan lain-lain) sebagai pengganti cairan seperti pada Lithium-Ion. Pemadatan bentuk ini menjadikan Solid-State Battery lebih aman, lebih kompak, dan dapat menyimpan energi 2 sampai 10 kali lipat dari Lithium-Ion. Saat ini, teknologinya masih dalam tahap pengembangan untuk kendaraan, tetapi punya potensi besar karena sudah dipakai di perangkat medis kecil.
4. Lead-Acid
Dikenal juga sebagai baterai asam timbal, Lead Acid merupakan jenis baterai tertua. Dibanding baterai Lithium dan NiMH, Lead Acid dikenal murah dan mudah didaur ulang, kekurangannya hanya pada berat dan efisiensi. Karenanya, jenis baterai ini hanya digunakan sebagai pendukung pada kendaraan komersial, bukan sebagai sumber tenaga utama.
5. Ultracapacitor
Baterai Ultracapacitor tidak menyimpan energi lewat reaksi kimia, tapi secara elektrostatik. Sehingga lebih sering digunakan atau cocok sebagai pelengkap sistem baterai utama karena dapat membantu akselerasi dan pengereman regeneratif. Baterai ini unggul dalam hal isi ulang, tahan lama, tetapi kapasitas energinya terbatas.
6. Baterai Nickel Cadmium (Ni-Cd)
Jenis baterai mobil listrik yang terakhir ada Nickel Cadmium atau Ni-Cd yang mempunyai kapasitas besar dan tahan hingga 1.000 siklus pengisian. Sayangnya, baterai ini termasuk berat dan performanya akan menurun setelah beberapa siklus. Hati-hati, kandungan kadmium di dalamnya tergolong beracun, sehingga kini dilarang dan tidak lagi digunakan pada mobil listrik modern.
Kapasitas Baterai Mobil Listrik
Kapasitas baterai mobil listrik diukur dalam satuan kilowatt-jam (kWh), dan kapasitas ini sangat mempengaruhi jarak tempuh. Semakin besar kapasitasnya, semakin jauh pula mobil bisa melaju dalam sekali pengisian daya. Berikut gambaran umum kapasitas baterai dan estimasi jarak tempuhnya:
- 30-40 kWh: Jarak tempuh sekitar 150-250 km.
- 50-70 kWh: Jarak tempuh sekitar 300-400 km.
- 80-100+ kWh: Jarak tempuh bisa mencapai 500 km atau lebih.
Mobil-mobil listrik masa kini umumnya memiliki kapasitas baterai minimal 40 kWh hingga lebih dari 100 kWh, tergantung pada kelas kendaraan dan spesifikasi pabrikan.
Harga Baterai Mobil Listrik
Harga baterai mobil listrik sangat dipengaruhi oleh kapasitas dan jenis teknologi yang digunakan. Secara umum, kisaran harga baterai mobil listrik saat ini berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per kWh. Berikut perkiraan harga berdasarkan kapasitas:
- 30 kWh: Rp 60 - 150 juta
- 50 kWh: Rp 100 - 250 juta
- 80 kWh: Rp 160 - 400 juta
Harga tersebut bisa terus berubah mengikuti perkembangan teknologi, biaya bahan baku, dan peningkatan volume produksi global. Semakin masif adopsi mobil listrik, harga baterai diperkirakan akan terus menurun.
Bagaimana Cara Merawat Baterai Mobil listrik agar Awet?
Merawat baterai mobil listrik tidak serumit yang dibayangkan. Agar baterai awet, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Hindari mengisi daya hingga 100% terlalu sering, cukup sampai 80-90% untuk menjaga usia pakai.
- Jangan biarkan baterai kosong total, usahakan tetap terisi minimal 20%.
- Parkir di tempat teduh dan hindari suhu ekstrem yang bisa merusak baterai.
- Gunakan charger resmi atau berkualitas agar arus pengisian tetap stabil.
- Lakukan pengecekan berkala melalui bengkel resmi untuk memastikan kondisi baterai tetap prima.
- Update software kendaraan untuk optimalisasi performa dan efisiensi baterai.
Sampai sini, kita menjadi paham ya bahwa ada berbagai jenis baterai mobil listrik dengan berbagai bentuk, keunggulan, dan kekurangannya. Sejauh ini, Lithium-Ion masih menjadi salah satu jenis yang paling banyak digunakan karena keunggulannya juga yang meringankan kerja mobil. Seiring masifnya penggunaan mobil listrik di Indonesia, teknologinya akan terus berkembang, termasuk pada sektor baterai. Jadi tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan beralih ke mobil listrik seperti Chery yang terus berinovasi menghadirkan kendaraan masa depan. Yuk, kunjungi dealer kami di kotamu dan kepoin lini mobil listrik Chery.