Electric Car Batteries: Types, Capacity, Price & Maintenance-image
tips and tricks
21 August 2025

Baterai Mobil Listrik: Jenis, Kapasitas, Harga & Perawatan

Baterai merupakan komponen paling vital dalam mobil listrik. Fungsinya tak sekadar sebagai sumber tenaga utama, tapi juga menentukan performa, jarak tempuh, dan efisiensi secara keseluruhan. Karenanya, memahami jenis, kapasitas, harga, hingga cara perawatan baterai mobil listrik menjadi langkah awal yang penting sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan listrik. 

Yuk, simak penjelasan lengkap tentang berbagai jenis baterai yang digunakan dalam mobil listrik, kisaran kapasitas yang tersedia di pasaran, dan pengaruhnya terhadap jarak tempuh, harga terkini dari berbagai kapasitas baterai, serta tips merawat baterai agar awet dan tetap optimal.

Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik

Teknologi baterai terus dikembangkan seiring permintaan mobil listrik di Indonesia yang semakin marak. Namun, sebaiknya kamu tahu dahulu berbagai jenis baterai dengan keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa jenis baterai yang umum digunakan dalam mobil listrik:

1. Lithium-Ion (Li-Ion)

Merupakan jenis baterai yang paling umum digunakan dalam mobil listrik bahkan perangkat elektronik lainnya. Lithium-Ion berkarakter ringan, padat energi, dan efisien. Versi mobil tentu jauh lebih besar daripada baterai ponsel atau laptop. Rasio energi yang dihasilkan terhadap beratnya pun tinggi, artinya jarak tempuh bisa lebih jauh dalam sekali pengisian. Baterai ini juga punya self-discharge rendah dan sebagian besar komponennya bisa didaur ulang.

 

Jenis baterai inilah yang digunakan Chery pada lini mobil listrik dan hybrid nya yakni OMODA E5J6, dan Tiggo 8 CSH. Chery OMODA E5 ditenagai dengan jenis baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP). Baterai ini diklaim memiliki keunggulan dalam hal keamanan dan daya tahan, serta mampu memberikan jarak tempuh yang cukup jauh. Kapasitas baterai OMODA E5 adalah 61.06 kWh yang diklaim mampu menempuh jarak hingga 430 kilometer berdasarkan standar pengujian WLTP (Worldwide Harmonized Vehicle Test Procedure).

Begitupun J6 yang juga mengandalkan jenis baterai yang sama. Baterai ini mendukung pengisian cepat DC hingga 85 kW, memungkinkan pengisian dari 30% ke 80% dalam waktu sekitar 30 menit.

Keluaran terbaru sebagai mobil hibrida, Chery Tiggo 8 CSH menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LiFePO4 atau LFP) dengan kapasitas 18,3 kWh. Baterai ini dirancang tahan terhadap suhu ekstrem dan memiliki sertifikasi tahan air IP68 Waterproof. Dengan kemampuan baterai yang mumpuni, Tiggo 8 CSH diklaim mampu menempuh jarak hingga 90 km dalam mode EV (listrik) murni. 

2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)

Sementara itu, jenis baterai mobil listrik yang kedua ini biasa digunakan di mobil hybrid. Memang umur pakainya lebih lama dari Lithium-Ion, tetapi harganya lebih mahal dan self-discharge nya tinggi. Karena tidak bisa diisi daya dari luar sistem (seperti colokan listrik rumah), penggunaannya lebih cocok di HEV, bukan mobil listrik murni.

3. Solid-State Battery

Jenis baterai ini menggunakan elektrolit padat (keramik, gelas, dan lain-lain) sebagai pengganti cairan seperti pada Lithium-Ion. Pemadatan bentuk ini menjadikan Solid-State Battery lebih aman, lebih kompak, dan dapat menyimpan energi 2 sampai 10 kali lipat dari Lithium-Ion. Saat ini, teknologinya masih dalam tahap pengembangan untuk kendaraan, tetapi punya potensi besar karena sudah dipakai di perangkat medis kecil.

4. Lead-Acid

Dikenal juga sebagai baterai asam timbal, Lead Acid merupakan jenis baterai tertua. Dibanding baterai Lithium dan NiMHLead Acid dikenal murah dan mudah didaur ulang, kekurangannya hanya pada berat dan efisiensi. Karenanya, jenis baterai ini hanya digunakan sebagai pendukung pada kendaraan komersial, bukan sebagai sumber tenaga utama. 

5. Ultracapacitor

Baterai Ultracapacitor tidak menyimpan energi lewat reaksi kimia, tapi secara elektrostatik. Sehingga lebih sering digunakan atau cocok sebagai pelengkap sistem baterai utama karena dapat membantu akselerasi dan pengereman regeneratif. Baterai ini unggul dalam hal isi ulang, tahan lama, tetapi kapasitas energinya terbatas.

6. Baterai Nickel Cadmium (Ni-Cd)

Jenis baterai mobil listrik yang terakhir ada Nickel Cadmium atau Ni-Cd yang mempunyai kapasitas besar dan tahan hingga 1.000 siklus pengisian. Sayangnya, baterai ini termasuk berat dan performanya akan menurun setelah beberapa siklus. Hati-hati, kandungan kadmium di dalamnya tergolong beracun, sehingga kini dilarang dan tidak lagi digunakan pada mobil listrik modern.

Kapasitas Baterai Mobil Listrik 

Kapasitas baterai mobil listrik diukur dalam satuan kilowatt-jam (kWh), dan kapasitas ini sangat mempengaruhi jarak tempuh. Semakin besar kapasitasnya, semakin jauh pula mobil bisa melaju dalam sekali pengisian daya. Berikut gambaran umum kapasitas baterai dan estimasi jarak tempuhnya:

  • 30-40 kWh: Jarak tempuh sekitar 150-250 km.
  • 50-70 kWh: Jarak tempuh sekitar 300-400 km.
  • 80-100+ kWh: Jarak tempuh bisa mencapai 500 km atau lebih.

Mobil-mobil listrik masa kini umumnya memiliki kapasitas baterai minimal 40 kWh hingga lebih dari 100 kWh, tergantung pada kelas kendaraan dan spesifikasi pabrikan.

Harga Baterai Mobil Listrik 

Harga baterai mobil listrik sangat dipengaruhi oleh kapasitas dan jenis teknologi yang digunakan. Secara umum, kisaran harga baterai mobil listrik saat ini berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per kWh. Berikut perkiraan harga berdasarkan kapasitas:

  • 30 kWh: Rp 60 - 150 juta
  • 50 kWh: Rp 100 - 250 juta
  • 80 kWh: Rp 160 - 400 juta

Harga tersebut bisa terus berubah mengikuti perkembangan teknologi, biaya bahan baku, dan peningkatan volume produksi global. Semakin masif adopsi mobil listrik, harga baterai diperkirakan akan terus menurun.

Bagaimana Cara Merawat Baterai Mobil listrik agar Awet?

Merawat baterai mobil listrik tidak serumit yang dibayangkan. Agar baterai awet, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Hindari mengisi daya hingga 100% terlalu sering, cukup sampai 80-90% untuk menjaga usia pakai.
  • Jangan biarkan baterai kosong total, usahakan tetap terisi minimal 20%.
  • Parkir di tempat teduh dan hindari suhu ekstrem yang bisa merusak baterai.
  • Gunakan charger resmi atau berkualitas agar arus pengisian tetap stabil.
  • Lakukan pengecekan berkala melalui bengkel resmi untuk memastikan kondisi baterai tetap prima.
  • Update software kendaraan untuk optimalisasi performa dan efisiensi baterai.

Sampai sini, kita menjadi paham ya bahwa ada berbagai jenis baterai mobil listrik dengan berbagai bentuk, keunggulan, dan kekurangannya. Sejauh ini, Lithium-Ion masih menjadi salah satu jenis yang paling banyak digunakan karena keunggulannya juga yang meringankan kerja mobil. Seiring masifnya penggunaan mobil listrik di Indonesia, teknologinya akan terus berkembang, termasuk pada sektor baterai. Jadi tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan beralih ke mobil listrik seperti Chery yang terus berinovasi menghadirkan kendaraan masa depan. Yuk, kunjungi dealer kami di kotamu dan kepoin lini mobil listrik Chery.

Produk Populer

Tips & Trik Lainnya

Daftar Istilah Mobil Listrik Untuk Pengguna Baru
Tips & Trik
15 October 2025

Daftar Istilah Mobil Listrik Untuk Pengguna Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan mobil listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang pesat. Berdasarkan data penjualan, jumlah kendaraan listrik yang terjual melonjak dari sekitar 10 ribu unit pada 2022 menjadi lebih dari 43 ribu unit pada 2024 dengan total kumulatif mencapai lebih dari 68 ribu unit hingga Agustus 2024. Angka tersebut bahkan diperkirakan terus naik hingga mendekati 100 ribu unit pada 2025. Lonjakan ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari dukungan pemerintah lewat subsidi dan insentif mobil listrik, kehadiran beragam merek baru, hingga potensi Indonesia sebagai produsen baterai berkat kekayaan sumber daya nikel.

Namun, di balik pertumbuhan cepat tersebut, banyak pengguna baru yang masih merasa bingung dengan berbagai istilah mobil listrik yang sering muncul, seperti EV, BEV, atau SoC. Melalui artikel ini, pembaca akan kami ajak mengenal dan memahami istilah-istilah penting dalam dunia mobil listrik agar lebih mudah mengikuti perkembangan teknologi, fitur, hingga tren kendaraan listrik di Indonesia.

Mengapa Penting Memahami Istilah Mobil Listrik?

Dengan memahami istilah mobil listrik yang sering ada pada brosur maupun website resmi dealer, pengguna baru diharapkan mudah mengerti setiap spesifikasi EV. Kamu tidak akan bingung lagi saat melihat angka jarak tempuh, kapasitas baterai, atau fitur keselamatan canggih. 

Selain itu, pengetahuan ini akan membantu dalam memilih kendaraan listrik yang sesuai kebutuhan, baik untuk mobilitas harian di perkotaan maupun petualangan off road bagi para urban explorer modern. Bahkan, dengan memahami istilah seperti WLTP, kWh, atau ADAS, kamu bisa lebih paham teknologi yang menambahkan keamanan saat berkendara.

Daftar Istilah Mobil Listrik yang Wajib Diketahui

Bagi pengguna baru, berikut daftar istilah mobil listrik yang sering muncul pada brosur:

1. EV (Electric Vehicle)

EV adalah istilah umum untuk kendaraan listrik. Di dalamnya terdapat beberapa kategori seperti BEV, HEV, PHEV, dan FCEV. Jadi, ketika mendengar kata EV, jangan langsung menganggap semuanya sama. Ada mobil listrik murni yang sepenuhnya ditenagai baterai, ada pula yang masih menggunakan kombinasi mesin bensin.

2. BEV (Battery Electric Vehicle)

BEV adalah mobil listrik murni yang sepenuhnya menggunakan baterai sebagai sumber tenaga, tanpa mesin bensin. Jenis baterai juga bervariasi, salah satunya LFP (Lithium Iron Phosphate) yang dikenal stabil dan tahan lama yang digunakan pada produk mobil listrik Chery.

Contoh nyata BEV adalah Chery E5, SUV listrik dengan jarak tempuh hingga 430 km (WLTP), atau Chery J6 yang hadir dengan pilihan penggerak RWD dan iWD untuk segala kebutuhan medan jalan.

3. HEV (Hybrid Electric Vehicle)

HEV menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik. Biasanya digunakan untuk mereka yang ingin bertransisi secara perlahan ke kendaraan listrik murni. Konsumsi bahan bakar lebih hemat, tetapi tidak bisa diisi daya melalui charging eksternal. 

Line up HEV Chery seperti Tiggo 8 CSH dan yang terbaru launching saat GIIAS 2025 yakni Tiggo 9 CSH menjadi contoh penerapan teknologi HEV modern dengan performa responsif sekaligus efisien di jalan perkotaan maupun perjalanan jauh.

4. PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)

PHEV adalah versi lebih canggih dari HEV karena baterainya bisa diisi melalui charging eksternal. Artinya, kamu bisa menempuh jarak tertentu hanya dengan tenaga listrik, lalu berpindah ke bensin saat baterai habis.

5. FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle)

Berbeda dari BEV dan PHEV, FCEV menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Teknologi ini lebih banyak digunakan di luar negeri, karena infrastruktur hidrogen di Indonesia masih sangat terbatas.

6. SoC (State of Charge)

SoC menunjukkan persentase kapasitas baterai yang tersisa, mirip seperti indikator baterai pada ponsel. Ada juga istilah tambahan seperti overcharging (pengisian berlebihan) dan overheating (suhu baterai terlalu panas). Untuk mencegah hal ini, EV modern dibekali Battery Management System (BMS) dan Thermal Management System yang otomatis melindungi baterai agar awet.

7. WLTP & NEDC Range

Keduanya adalah standar perhitungan jarak tempuh. WLTP (Worldwide Harmonized Light Vehicles Test Procedure) lebih realistis karena mendekati kondisi jalan nyata, sementara NEDC (New European Driving Cycle) cenderung lebih tinggi angkanya. Jadi, kalau kamu menemukan brosur mobil listrik menyebutkan 430 km WLTP artinya jarak tersebut lebih bisa diandalkan karena menyerupai perkiraan jarak sebenarnya dibanding klaim NEDC.

8. kWh (Kilowatt-hour)

Satuan ini menunjukkan kapasitas baterai. Semakin besar angka kWh, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh. Namun, kapasitas besar juga biasanya berbanding lurus dengan waktu pengisian. 

Sejalan dengan kapasitas baterai, terdapat istilah degradasi yang menunjukan penurunan performa baterai seiring pemakaian. Meski begitu, mobil tetap aman digunakan, hanya saja jarak tempuh bisa berkurang sedikit demi sedikit. Karenanya, kemudahan pemesanan spare part baterai perlu untuk dipertimbangkan.

9. MPGe (Miles Per Gallon Equivalent)

MPGe merupakan istilah pada mobil listrik yang menunjukan satuan pembanding antara efisiensi mobil listrik dengan mobil bensin. Dengan kata lain, metrik MPGe dapat membantu calon pengguna EV memahami seberapa hemat EV yang dipilih jika disetarakan dengan bahan bakar pada mobil bensin.

10. tCO₂e (ton Carbon Emission Equivalent)

Istilah tCO₂e atau ton Carbon Dioxide Equivalent menggambarkan jumlah emisi karbon yang berhasil ditekan berkat penggunaan kendaraan listrik. Semakin rendah angka tCO₂e, semakin kecil pula dampak mobil terhadap lingkungan.

Sebagai contoh, mobil listrik yang digunakan untuk perjalanan harian di kota besar dapat menurunkan emisi karbon hingga beberapa ton per tahun dibandingkan mobil bensin konvensional. Artinya, setiap kilometer yang ditempuh dengan EV turut berkontribusi pada pengurangan jejak karbon nasional.

11. Regenerative Braking

Regenerative braking merupakan sistem pengereman canggih yang mengubah energi terbuang atau kinetik menjadi bermanfaat untuk membangkitkan energi listrik pengisi ulang baterai. Sistem ini memungkinkan efisiensi daya dan membantu memperpanjang jarak tempuh mobil.

Sebagai gambaran, ketika pengemudi menurunkan kecepatan di jalan menurun atau menghadapi kemacetan, sistem akan otomatis menyalurkan energi tersebut kembali ke baterai. Dengan begitu, mobil listrik bisa memulihkan sebagian energi tanpa perlu pengisian daya tambahan.

12. Fast Charging & Slow Charging

Ada dua jenis utama pengisian daya: AC Charging (Slow Charging) dan DC Charging (Fast Charging). AC charging menggunakan arus bolak-balik yang biasa diinstal untuk pengisian EV di rumah. Sementara DC charging menggunakan arus searah dengan voltase tinggi, umumnya tersedia di SPKLU dan bisa mengisi baterai EV hingga 80% hanya dalam hitungan puluhan menit.

13. V2L (Vehicle to Load)

Fitur V2L baru-baru booming belakangan ini memungkinkan mobil listrik menjadi “power bank raksasa” untuk perangkat eksternal. Misalnya, kamu bisa menyalakan kompor listrik atau mengisi daya laptop saat camping. Fitur ini tersedia pada SUV listrik Chery E5 dan Chery J6, sehingga menjadikan mobil ini lebih fungsional.

14. ADAS (Advanced Driver Assistance Systems)

Istilah mobil listrik yang mengacu pada keselamatan ada ADAS atau deretan teknologi keselamatan pintar yang membantu pengemudi selama berkendara. Contohnya Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, hingga Blind Spot Monitoring. Pada lini mobil SUV listrik Chery, J6 dibekali 14 ADAS, sementara E5 menjadi yang terlengkap dengan 17 ADAS.

15. TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)

Terakhir, ada istilah TKDN yang menjadi syarat utama agar mobil listrik mendapat subsidi pemerintah. Saat ini, SUV listrik Chery sudah mencapai nilai 40% TKDN, sehingga masuk program insentif pemerintah.

Tips untuk Pengguna Baru Mobil Listrik

Menggunakan EV memang berbeda dengan mobil konvensional. Sebagian besar sistem dioperasikan lewat layar sentuh, mulai dari pengaturan AC hingga memilih mode berkendara. Karena itu, perlu pembiasaan diri dengan fitur digital.

Saat memilih EV pertama, pahami juga kebutuhanmu. Jika mencari SUV listrik untuk aktivitas off-road dengan performa bertenaga, kamu bisa mempertimbangkan Chery J6. Sementara untuk kebutuhan harian yang modern dan efisien, Chery E5 bisa menjadi pilihan tepat.

Jadi, memahami berbagai istilah mobil listrik bukan sekadar soal tahu arti teknis, tapi juga kunci untuk menikmati pengalaman berkendara yang lebih cerdas dan efisien. Bagi kamu yang sedang mencari mobil listrik sesuai gaya hidup dan kebutuhan, SUV listrik Chery seperti E5 dan Chery J6 bisa menjadi pilihan ideal. Keduanya memadukan desain modern stylish, fitur futuristik, dan performa bertenaga yang siap menemani aktivitas harian hingga perjalanan luar kota. Segera reservasi test drive di dealer terdekat.

Baca Selengkapnya
Cara Merawat Suspensi SUV Agar Nyaman Dipakai Seharian
Tips & Trik
15 October 2025

Cara Merawat Suspensi SUV Agar Nyaman Dipakai Seharian

Suspensi menjadi salah satu komponen paling penting dalam menjaga kenyamanan dan stabilitas mobil, terlebih bila kamu memiliki SUV dengan tampungan besar, mobil keluarga, dan digunakan di berbagai kondisi jalan. Sistem ini berfungsi menyerap guncangan, menjaga keseimbangan kendaraan, serta memastikan ban tetap menempel pada permukaan jalan. 

Namun, meski SUV dikenal tangguh, suspensinya tetap memerlukan perawatan rutin agar performanya optimal. Bagi kamu yang sering melintasi jalan perkotaan dengan permukaan tidak rata atau bahkan semi off-road, merawat suspensi SUV dengan benar akan membuat pengalaman berkendara jauh lebih nyaman dan aman.

Artikel kali ini akan membahas panduan lengkap dan mudah dipahami untuk merawat suspensi SUV agar usia pakainya lebih lama. Mulai dari pemeriksaan shockbreaker hingga pentingnya spooring dan balancing, semua langkah ini bisa kamu terapkan secara berkala. Yuk, simak cara menjaga suspensi SUV tetap prima berikut ini.

1. Periksa Kondisi Shockbreaker Secara Berkala

Shockbreaker adalah peredam utama yang berfungsi menstabilkan gerakan mobil saat melewati jalan bergelombang atau berlubang. Jika komponennya mulai melemah, biasanya ditandai dengan mobil terasa memantul berlebihan, muncul bunyi “jedug” di bagian bawah, atau terlihat oli bocor di area suspensi.

Kondisi tersebut biasanya terjadi sebab sekrup pengikat, baut, dan sambungan antarbagian sudah longgar. Jika kamu menemukan tanda-tanda kebocoran atau kerusakan, sebaiknya segera konsultasikan dengan mekanik terpercaya agar tidak menimbulkan kerusakan lanjutan. Umumnya, pengecekan shockbreaker disarankan setiap 10.000–20.000 km, sementara penggantian bisa dilakukan setiap 50.000–80.000 km tergantung kondisi pemakaian.

2. Hindari Membawa Beban Berlebih

Setiap SUV memiliki kapasitas beban maksimal yang sudah ditentukan oleh pabrikan. Membawa muatan melebihi batas bisa memengaruhi umur suspensi dan membuat kerja komponen bawah mobil jadi lebih berat. Akibatnya, pegas cepat kendur, shockbreaker aus, dan kenyamanan berkendara berkurang.

Sebagai contoh, SUV seperti Chery Tiggo 9 CSH yang berkapasitas tujuh penumpang, dirancang untuk membawa keluarga beserta barang bawaan dalam perjalanan jauh tanpa mengorbankan kenyamanan. Sementara untuk kebutuhan semi off-road, Chery J6 bisa diandalkan karena struktur suspensinya yang kokoh dan stabil di medan beragam. Meski begitu, hindari tetap membawa beban berlebih agar performa suspensi tetap optimal.

3. Rutin Cek Komponen Bearing dan Bushing

Bushing berfungsi sebagai peredam getaran dan suara bising antar komponen logam di bagian suspensi. Sementara itu, bearing berperan mengurangi gesekan pada komponen bergerak dan membantu penyanggaan beban kendaraan agar tetap stabil.

Pastikan kedua komponen ini selalu dalam kondisi baik, terutama pada bagian karet bushing yang rawan retak atau mengeras seiring waktu. Jika dibiarkan aus, efeknya bisa membuat mobil bergetar, timbul bunyi tidak wajar, dan mengganggu kestabilan saat menikung. Pemeriksaan rutin setiap servis berkala akan membantu mendeteksi keausan sejak dini.

4. Lakukan Spooring dan Balancing Secara Rutin

Spooring dan balancing penting dilakukan untuk memastikan posisi roda dan sistem suspensi selaras. Ketika roda tidak sejajar, beban kerja suspensi menjadi tidak seimbang dan bisa mempercepat keausan pada ban maupun shockbreaker.

Ciri umum mobil yang butuh spooring adalah setir terasa berat, mobil cenderung tidak lurus saat melaju, atau getaran terasa di kecepatan tinggi. Dengan melakukan spooring dan balancing setiap 10.000 km atau setelah perjalanan jauh, kamu bisa menjaga kenyamanan sekaligus memperpanjang umur komponen suspensi SUV-mu.

5. Gunakan Jenis Oli dan Komponen yang Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Oli shockbreaker dan komponen pengganti seperti pegas, bushing, atau bearing harus selalu mengikuti standar pabrikan agar kinerjanya maksimal. Penggunaan oli atau komponen yang tidak sesuai bisa mengubah karakter suspensi dan menurunkan kenyamanan berkendara.

Sebagai contoh, deretan SUV modern Chery sudah menggunakan sistem suspensi MacPherson Strut, Torsion Beam, dan Multi-Link Independent yang dirancang untuk memberikan kenyamanan khas SUV premium. Perawatan dengan komponen dan oli yang sesuai akan memastikan sistem tersebut tetap bekerja optimal dan tahan lama.

Mengapa Perawatan Suspensi SUV Itu Penting?

Suspensi bukan hanya sekadar penopang kenyamanan, tapi juga elemen vital untuk menjaga kestabilan dan keamanan kendaraan. Sistem ini bertugas menyerap getaran, menyeimbangkan bobot kendaraan, serta menjaga ban tetap menapak sempurna di permukaan jalan.

Jika dibiarkan rusak, efeknya tidak hanya membuat mobil terasa keras atau tidak nyaman, tapi juga mempercepat keausan ban, menurunkan efisiensi bahan bakar, bahkan memengaruhi sistem kemudi. Dengan melakukan perawatan suspensi secara rutin, kamu bukan hanya menjaga kenyamanan, tapi juga memastikan perjalanan tetap aman dan efisien di berbagai kondisi jalan.

Ciri-Ciri Suspensi SUV Perlu Diservis atau Diganti

Apabila saat berkendara kamu merasakan beberapa poin di bawah, sebaiknya bergegas membuat janji temu dengan bengkel dealer mobilmu:

  • suara berisik dari kolong mobil
  • mobil terasa limbung
  • kemudi tidak stabil
  • permukaan ban aus tidak rata.

Jangan sampai kamu acuh terhadap tanda-tanda suspensi aus bila tidak ingin kerusakannya merembet ke komponen lainnya. Akibatnya, bukan hanya kenyamanan yang menurun, tapi juga risiko keselamatan di jalan meningkat. Karena itu, pastikan kamu selalu melakukan pengecekan berkala agar suspensi SUV tetap dalam kondisi prima.

Jika kamu menggunakan SUV dari Chery, kamu bisa dengan mudah melakukan pemeriksaan dan perawatan suspensi di dealer resmi Chery terdekat. Teknisi berpengalaman siap memastikan sistem suspensi kendaraanmu bekerja optimal sesuai standar pabrikan. Terlebih penawaran after sales yang menarik untuk setiap modelnya. Dengan begitu, pengalaman berkendara tetap nyaman, stabil, dan aman di berbagai kondisi jalan.

Baca Selengkapnya
8 Cara Menghemat Bahan Bakar Saat Berkendara dengan SUV
Tips & Trik
15 October 2025

8 Cara Menghemat Bahan Bakar Saat Berkendara dengan SUV

Kabin yang lapang, dapat menampung hingga  7 penumpang, juga bagasi mumpuni merupakan beberapa kelebihan SUV. Dengan kelebihan tersebut, bagaimana cara menghemat bakar SUV terlebih bila digunakan sebagai mobilitas sehari-hari? Calon pembeli pasti ada yang mempertanyakan hal tersebut. SUV memang unggul, rasanya wajar bila konsumsi bahan bakarnya lebih tinggi dibandingkan mobil kecil karena bobotnya yang besar dan kapasitas mesin lebih besar pula. Di tengah kondisi lalu lintas kota yang padat dan sering macet, hal ini membuat pengeluaran bahan bakar bisa membengkak jika tidak disiasati dengan benar.

Tapi untungnya, ada berbagai cara hemat bahan bakar SUV yang bisa dilakukan tanpa mengorbankan kenyamanan atau performa. Mulai dari kebiasaan berkendara, perawatan rutin, hingga memanfaatkan teknologi modern yang tersedia di banyak SUV masa kini. Simak artikel berikut dan mulai terapkan saat ini juga.

1. Jaga Tekanan Angin Ban Tetap Ideal

Salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk menghemat bahan bakar adalah menjaga tekanan angin ban tetap sesuai rekomendasi pabrikan. Ban yang kurang angin meningkatkan hambatan gulir, sehingga mesin harus bekerja lebih keras dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.

Kamu bisa memeriksa tekanan ban di SPBU atau menggunakan alat pengukur tekanan portable. Pastikan tekanan ban berada di angka ideal (biasanya 32–35 psi tergantung tipe SUV). Lakukan pengecekan setidaknya setiap dua minggu sekali atau sebelum perjalanan jauh. Ban dengan tekanan yang tepat tidak hanya membantu efisiensi bahan bakar, tetapi juga menjaga umur ban lebih awet (menghindari pecah ban) dan stabilitas mobil tetap optimal.

2. Hindari Akselerasi Mendadak

Kebiasaan menekan pedal gas secara tiba-tiba atau mengerem mendadak membuat konsumsi BBM meningkat signifikan. Mesin akan bekerja ekstra untuk menghasilkan tenaga besar dalam waktu singkat, sehingga bahan bakar terbakar lebih banyak.

Cobalah untuk mengemudi dengan halus dan menjaga kecepatan konstan. Selain membuat berkendara lebih nyaman, cara ini juga mengurangi tekanan pada sistem transmisi dan rem. Pada SUV modern, fitur seperti Eco Mode bisa membantu mengatur tenaga mesin agar respon gas lebih halus dan efisien. Fitur ini sangat bermanfaat saat berkendara di lalu lintas perkotaan yang padat.

3. Perhatikan Beban Kendaraan

Semakin berat beban mobil, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan untuk menggerakkannya. Karena itu, hindari membawa barang yang tidak perlu di bagasi atau menambahkan aksesori berat seperti roof box besar, dudukan sepeda, atau ban cadangan ekstra jika tidak digunakan.

Meski benar SUV dirancang untuk membawa beban lebih banyak, menumpuk muatan berlebih bisa memperberat kerja suspensi dan mesin. Selain boros bahan bakar, hal tersebut juga berisiko mempercepat keausan komponen kaki-kaki kendaraan. Jadi, pastikan untuk hanya membawa perlengkapan penting sesuai kebutuhan perjalanan.

4. Servis dan Ganti Oli Secara Rutin

Setiap kali servis, jangan sampai lupa ganti oli sebab oli yang sudah kotor atau terlalu kental dapat meningkatkan gesekan di dalam mesin, membuatnya bekerja lebih berat dan boros BBM. Sebagian besar SUV modern kini menggunakan oli sintetis rendah gesekan yang membantu meningkatkan efisiensi dan performa mesin. 

Oli jenis ini menawarkan perlindungan lebih baik pada mesin modern yang sensitif terhadap suhu ekstrem seperti mesin turbocharger Selain itu, penggunaan oli sintetis juga dapat memperpanjang umur mesin dan menjaga performa tetap stabil di berbagai kondisi jalan.

5. Gunakan Mode Berkendara Sesuai Kondisi Jalan

Banyak SUV masa kini dilengkapi pilihan mode berkendara seperti Eco, Normal, dan Sport. Setiap mode mengatur karakter tenaga dan respons mesin yang berbeda. Contohnya:

  • Untuk aktivitas sehari-hari di jalan perkotaan, pilihlah Eco Mode karena sistem ini menyesuaikan kinerja mesin agar lebih efisien. 
  • Mode Normal cocok digunakan saat perjalanan jauh di tol, karena mampu memberikan keseimbangan antara tenaga dan efisiensi bahan bakar.
  • Sport Mode sebaiknya hanya diaktifkan ketika dibutuhkan performa maksimal, seperti saat menyalip di tanjakan atau jalan bebas hambatan. 

Dengan memilih mode yang tepat, konsumsi bahan bakar bisa ditekan tanpa mengorbankan kenyamanan.

6. Manfaatkan Teknologi Start-Stop Engine

Teknologi Start Stop Engine memungkinkan mesin mati otomatis saat mobil berhenti di lampu merah atau kemacetan, kemudian menyala kembali begitu pedal gas ditekan. Fitur ini membantu menekan konsumsi bahan bakar yang biasanya terbuang sia-sia saat idle. Beberapa SUV modern Chery sudah mengadopsi fitur ini, sehingga konsumsi bahan bakar di area padat bisa lebih efisien menghemat bahan bakar.

7. Hindari Idle Terlalu Lama

Kebiasaan membiarkan mesin menyala tanpa bergerak tetap menghabiskan bahan bakar. Jika kamu menunggu lebih dari tiga menit misalnya saat parkir atau beristirahat di rest area, lebih baik matikan mesin. Cara sederhana ini dapat menghemat bahan bakar hingga beberapa persen dalam jangka panjang, terutama bagi pengemudi SUV yang sering melakukan perjalanan jauh.

8. Gunakan Bahan Bakar yang Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Pemilihan bahan bakar yang tidak sesuai standar mesin bisa menurunkan efisiensi, menyebabkan knocking, bahkan merusak sistem pembakaran. Selalu ikuti rekomendasi pabrikan terkait angka oktan (RON) yang ideal untuk SUVmu.

Bahan bakar dengan oktan lebih tinggi memang sedikit lebih mahal, tapi hasilnya sepadan karena mesin bekerja lebih efisien dan pembakaran lebih sempurna. Dalam jangka panjang, performa kendaraan akan tetap prima dan biaya perawatan bisa ditekan.

Nah, dari panduan ini, kamu menjadi tahu hal apa saja yang dapat menguras bahan bakar SUV. Perlu diingat, efisiensi bahan bakar tidak hanya bergantung pada mesin dan teknologi, tapi juga pada kebiasaan pengemudi. Untuk pengalaman berkendara yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kamu juga bisa mempertimbangkan SUV modern dari Chery yang sudah dilengkapi fitur Eco Mode, SUV listrik, dan sistem hybrid untuk mendukung gaya hidup berkendara yang cerdas dan hemat energi.

Baca Selengkapnya

Pengaturan Preferensi Privasi

Chery Indonesia menggunakan cookie untuk memastikan fungsi situs web kami berfungsi dengan baik dan terus meningkatkan pengalaman Anda. Kami juga mempersonalisasi fungsi-fungsi pemasaran dan iklan berdasarkan preferensi Anda, yang mungkin terhubung denggan pihak ketiga. Bermitra dengan para pelaku industri, kami berbagi data cookie untuk menyempurnakan layanan kami. Selain itu, cookie kami juga menyimpan peferensi pengaturan Anda, menganalisa lalu lintas situs, dan memantau aktivitas penelusuran. Mohon menjau Pemberitahuan Cookie kami yang komprehensif untuk mengetahui lebih dalam tentang penggunaan cookie kami. Anda juga dapat mengatur preferensi Cookie dengan mengeklik tombol Pengaturan Cookie di bawah ini.