ADAS (Advanced Driver Assistance System): Advanced Technology for Driving Safety-image
tips and tricks
22 September 2025

ADAS (Advanced Driver Assistance System): Teknologi Canggih untuk Keselamatan Berkendara

Keselamatan berkendara menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan saat mengemudi. Selain mengemudi dengan tertib lalu lintas dan hati-hati, hadirnya teknologi keselamatan di mobil juga turut membantu menjaga keselamatan selama berkendara.

Saat ini sudah banyak mobil keluaran terbaru yang dilengkapi dengan fitur Advanced Driver Assistance System (ADAS) untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penggunanya. ADAS merupakan teknologi inovatif dalam industri otomotif yang berfungsi untuk membantu pengemudi dalam menghindari risiko bahaya saat di perjalanan. 

Teknologi ADAS sendiri memiliki sejumlah fitur canggih seperti radar, sensor, dan kamera yang berperan dalam meminimalisir risiko kecelakaan lalu lintas. Mengingat pentingnya kegunaan dari ADAS, kini banyak orang lebih memilih mobil yang sudah dibekali dengan teknologi tersebut.

Melalui artikel ini, mari pahami lebih dalam apa itu ADAS dan cara kerjanya, fitur-fitur yang ada di dalamnya, serta manfaatnya bagi keselamatan berkendara.

Apa itu ADAS?

Advanced Driver Assistance System (ADAS) merupakan sebuah teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan aspek keselamatan sekaligus kenyamanan saat berkendara. Sistem ini bekerja dengan menghadirkan berbagai fitur otomatis yang mendukung pengemudi dalam mengendalikan mobil dengan lebih aman dan efisien.

Teknologi ADAS memanfaatkan perangkat modern seperti sensor, radar, kamera, hingga LIDAR untuk memantau kondisi di sekitar kendaraan secara real-time. Dengan kemampuan tersebut, sistem dapat mengenali potensi bahaya di jalan dan memberikan peringatan lebih awal kepada pengemudi agar segera mengambil tindakan.

Pada kondisi tertentu, ADAS bahkan mampu melakukan intervensi langsung terhadap kendaraan. Contohnya adalah dengan mengaktifkan fitur pengereman darurat otomatis yang berfungsi untuk menghindari kecelakaan atau setidaknya mengurangi tingkat keparahan jika tabrakan tidak bisa dihindari.

Teknologi ADAS menawarkan tingkat keselamatan yang lebih optimal dibandingkan sistem konvensional seperti ABS dan airbag yang hanya memberikan perlindungan pasif setelah kecelakaan terjadi. ADAS bekerja secara proaktif dengan memberikan peringatan dini serta mengambil tindakan langsung untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Cara Kerja ADAS 

Teknologi ADAS pada mobil bekerja dengan menggabungkan beragam perangkat canggih seperti sensor, kamera, radar, hingga algoritma pengolah data. Sistem ini menjalankan serangkaian langkah untuk memantau kondisi sekitar kendaraan secara akurat, kemudian memberikan bantuan atau intervensi demi menjaga keselamatan berkendara.

Tahap awal cara kerja ADAS dimulai dengan pengumpulan data secara real-time, melalui radar, sensor ultrasonik, kamera, dan Lidar. Dengan data yang terbaca, sistem ADAS mampu mendeteksi serta mengukur jarak dengan objek di sekitar, membaca marka jalan, dan mengenali rambu lalu lintas. 

Data yang masuk kemudian diproses dengan algoritma berbasis kecerdasan buatan (AI). Kemudian sistem ADAS akan menilai potensi bahaya, memperkirakan risiko tabrakan, sekaligus menentukan langkah pencegahan yang paling tepat.

Jika terdeteksi ancaman, ADAS bisa melakukan intervensi otomatis, seperti mengaktifkan pengereman darurat, menyesuaikan kecepatan mobil, dan sebagainya. Selain itu, sistem ini juga memberi peringatan lewat suara, tampilan visual, atau getaran agar pengemudi bisa segera mengambil tindakan manual untuk mengendalikan kendaraan dengan aman.

Jenis-Jenis Fitur dalam ADAS

ADAS terdiri dari berbagai fitur canggih dan menjadi teknologi unggulan pada mobil-mobil keluaran terbaru. Berikut ini beberapa fitur ADAS pada mobil yang penting untuk Anda ketahui:

Adaptive Cruise Control (ACC)

Adaptive Cruise Control (ACC) berfungsi untuk membantu pengemudi menjaga kecepatan sekaligus menyesuaikan jarak aman dengan kendaraan di depan. Sistem ini bekerja dengan sensor radar dan kamera yang memantau lalu lintas, sehingga mobil dapat melambat atau kembali melaju sesuai kondisi jalan. 

Kehadiran fitur ACC membuat berkendara di jalan tol jauh lebih nyaman karena pengemudi tidak perlu terus-menerus menginjak pedal gas dan rem. Selain itu, fitur ini juga bermanfaat untuk mengurangi risiko tabrakan akibat jarak terlalu dekat.

Lane Departure Warning (LDW) & Lane Keeping Assist (LKA)

Lane Departure Warning (LDW) dan Lane Keeping Assist (LKA) dirancang untuk menjaga kendaraan tetap berada di jalurnya. Fitur LDW akan memberikan peringatan berupa suara, getaran, atau visual saat mobil mulai keluar dari garis marka tanpa menyalakan lampu sein. 

Sementara itu, fitur LKA akan mengambil langkah lebih lanjut dengan melakukan koreksi kemudi ringan agar kendaraan kembali ke lajur yang benar. Fitur ini sangat penting untuk mencegah kecelakaan akibat kelalaian pengemudi, terutama ketika merasa lelah atau mengantuk di perjalanan jauh.

Automatic Emergency Braking (AEB)

Automatic Emergency Braking (AEB) hadir sebagai fitur penyelamat dalam kondisi darurat. Ketika sistem mendeteksi adanya risiko tabrakan dengan kendaraan atau objek di depan, AEB secara otomatis mengaktifkan pengereman. 

Cara kerja fitur AEB ini memungkinkan mobil berhenti atau setidaknya memperlambat laju, sehingga dampak tabrakan bisa diminimalisasi. Manfaat fitur ini sangat terasa ketika berkendara di jalan perkotaan yang padat lalu lintas, dimana tabrakan dari depan atau belakang berpotensi terjadi.

Forward Collision Warning (FCW)

Forward Collision Warning (FCW) bekerja melengkapi sistem AEB dengan memberikan peringatan dini jika kendaraan di depan tiba-tiba melambat atau ada potensi tabrakan. Sistem ini bekerja melalui kamera dan radar yang terus memantau jarak serta kecepatan relatif. 

Ketika risiko tabrakan terdeteksi, pengemudi akan mendapatkan sinyal berupa suara, cahaya, atau getaran. Peringatan ini memberikan waktu reaksi yang lebih cepat, sehingga pengemudi dapat melakukan tindakan pencegahan sebelum kondisi darurat terjadi.

High Beam Safety System (HBSS)

High Beam Safety System (HBSS) adalah teknologi yang mengatur penggunaan lampu jauh secara otomatis. Sistem ini mampu mendeteksi keberadaan kendaraan lain di depan atau dari arah berlawanan melalui kamera sensor. 

Saat ada kendaraan lain, lampu jauh akan meredup menjadi lampu dekat agar tidak menyilaukan pengemudi lain, lalu kembali ke lampu jauh ketika jalan kembali kosong. Fitur HBSS dapat meningkatkan visibilitas saat berkendara malam hari, serta menjaga keselamatan di jalan.

Blind Spot Monitoring (BSM)

Blind Spot Monitoring (BSM) menjadi solusi untuk mengatasi titik buta yang tidak terlihat melalui kaca spion. Menggunakan sensor di sisi belakang mobil, sistem ini akan mendeteksi kendaraan yang berada di area blind spot dan memberikan peringatan melalui lampu indikator di spion atau suara. 

Dengan cara kerja fitur BSM, risiko tabrakan saat berpindah jalur atau menyalip dapat dikurangi secara signifikan. Kehadiran fitur ini sangat membantu, terutama bagi pengemudi yang berkendara di jalan raya dengan lalu lintas padat.

Collision Mitigation System (CMS)

Collision Mitigation System (CMS) berfungsi sebagai proteksi tambahan ketika kecelakaan tidak bisa sepenuhnya dihindari. Sistem ini memadukan fungsi pengereman otomatis dengan kontrol stabilitas kendaraan agar laju mobil berkurang sebelum benturan terjadi.

Selain itu, CMS juga bekerja sama dengan fitur keselamatan pasif seperti airbag untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Dengan adanya fitur ini, risiko cedera pada penumpang dapat ditekan seminimal mungkin.

Rear Cross Traffic Alert (RCTA)

Rear Cross Traffic Alert (RCTA) hadir untuk membantu pengemudi ketika memundurkan kendaraan, terutama dari area parkir dengan visibilitas terbatas. Sensor di bagian belakang akan mendeteksi kendaraan yang datang dari samping kiri atau kanan. 

Jika ada potensi bahaya, sistem RCTA akan segera memberi peringatan audio atau visual agar pengemudi berhenti. Fitur ini terbukti efektif mencegah kecelakaan kecil yang sering terjadi di area parkir yang padat.

Driver Drowsiness Detection (DDD)

Driver Drowsiness Detection (DDD) merupakan fitur cerdas yang dapat memantau perilaku pengemudi untuk mendeteksi tanda-tanda kelelahan atau mengantuk. Kamera dan sensor akan menganalisis arah pandangan, gerakan kepala, hingga pola kemudi. 

Jika sistem DDD mendeteksi adanya indikasi kantuk, peringatan berupa suara atau simbol akan muncul untuk mengingatkan pengemudi agar beristirahat. Teknologi ini sangat berguna dalam menjaga konsentrasi, sekaligus mencegah kecelakaan akibat microsleep yang sering terjadi di perjalanan panjang.

Apa Manfaat ADAS dalam Keselamatan Berkendara?

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika mengemudi dengan mobil yang memiliki sistem ADAS: 

  • Mengurangi Risiko Kecelakaan: ADAS mampu memberikan peringatan dini dan melakukan intervensi otomatis untuk mencegah potensi kecelakaan. Misalnya fitur FCW akan memberi sinyal saat ada risiko tabrakan dan fitur AEB dapat langsung mengaktifkan rem jika pengemudi terlambat merespons.
  • Meningkatkan Kenyamanan Berkendara: Fitur seperti ACC dan LKA dapat membuat perjalanan terasa lebih tenang, terutama di jalan tol atau perjalanan jauh. Pengemudi tidak perlu terus-menerus mengatur kecepatan dan arah kemudi karena sistem akan membantu menjaga jarak aman serta posisi kendaraan di jalurnya.
  • Meningkatkan Efisiensi dan Kesadaran Berkendara: Dengan adanya sistem peringatan lalu lintas, deteksi marka jalan, hingga pengingat kecepatan, pengemudi lebih terbantu dalam mematuhi aturan berkendara. Hal ini juga mengurangi risiko pelanggaran lalu lintas yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
  • Mengurangi Kelelahan Pengemudi: Fitur seperti DDD dapat mengenali tanda-tanda kantuk dan memberikan peringatan agar pengemudi beristirahat. Selain itu, bantuan otomatis dalam akselerasi, pengereman, maupun koreksi jalur turut mengurangi beban kerja pengemudi, terutama dalam perjalanan jauh atau lalu lintas padat.
  • Menjaga Keselamatan Pengguna Jalan: Manfaat ADAS tidak hanya dirasakan oleh pengemudi dan penumpang, tetapi juga oleh pengguna jalan lain. Dengan deteksi cepat dan respons otomatis, risiko tabrakan dapat diminimalisasi sehingga lalu lintas lebih aman bagi semua pihak.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu ADAS pada mobil, cara kerjanya, serta fitur-fitur dan fungsinya. Dengan berbagai fitur canggih di dalamnya, ADAS mampu memberikan perlindungan proaktif melalui peringatan dini dan intervensi otomatis. Hadirnya ADAS dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan semua pengguna jalan.

Kehadiran fitur ADAS tidak hanya melindungi Anda dan keluarga, tetapi juga memberi nilai tambah pada mobil yang digunakan dalam jangka panjang. Fitur keselamatan aktif ini sudah digunakan pada berbagai tipe mobil, mulai dari mobil biasa, mobil listrik, serta mobil hybrid.

Mempertimbangkan mobil yang sudah dilengkapi teknologi ADAS menjadi langkah cerdas bagi siapa pun yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan berkendara. Temukan pilihan mobil terbaik yang sudah dilengkapi dengan fitur ADAS hanya di chery.co.id.

Produk Populer

Tips & Trik Lainnya

Daftar Istilah Mobil Listrik Untuk Pengguna Baru
Tips & Trik
15 October 2025

Daftar Istilah Mobil Listrik Untuk Pengguna Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan mobil listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang pesat. Berdasarkan data penjualan, jumlah kendaraan listrik yang terjual melonjak dari sekitar 10 ribu unit pada 2022 menjadi lebih dari 43 ribu unit pada 2024 dengan total kumulatif mencapai lebih dari 68 ribu unit hingga Agustus 2024. Angka tersebut bahkan diperkirakan terus naik hingga mendekati 100 ribu unit pada 2025. Lonjakan ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari dukungan pemerintah lewat subsidi dan insentif mobil listrik, kehadiran beragam merek baru, hingga potensi Indonesia sebagai produsen baterai berkat kekayaan sumber daya nikel.

Namun, di balik pertumbuhan cepat tersebut, banyak pengguna baru yang masih merasa bingung dengan berbagai istilah mobil listrik yang sering muncul, seperti EV, BEV, atau SoC. Melalui artikel ini, pembaca akan kami ajak mengenal dan memahami istilah-istilah penting dalam dunia mobil listrik agar lebih mudah mengikuti perkembangan teknologi, fitur, hingga tren kendaraan listrik di Indonesia.

Mengapa Penting Memahami Istilah Mobil Listrik?

Dengan memahami istilah mobil listrik yang sering ada pada brosur maupun website resmi dealer, pengguna baru diharapkan mudah mengerti setiap spesifikasi EV. Kamu tidak akan bingung lagi saat melihat angka jarak tempuh, kapasitas baterai, atau fitur keselamatan canggih. 

Selain itu, pengetahuan ini akan membantu dalam memilih kendaraan listrik yang sesuai kebutuhan, baik untuk mobilitas harian di perkotaan maupun petualangan off road bagi para urban explorer modern. Bahkan, dengan memahami istilah seperti WLTP, kWh, atau ADAS, kamu bisa lebih paham teknologi yang menambahkan keamanan saat berkendara.

Daftar Istilah Mobil Listrik yang Wajib Diketahui

Bagi pengguna baru, berikut daftar istilah mobil listrik yang sering muncul pada brosur:

1. EV (Electric Vehicle)

EV adalah istilah umum untuk kendaraan listrik. Di dalamnya terdapat beberapa kategori seperti BEV, HEV, PHEV, dan FCEV. Jadi, ketika mendengar kata EV, jangan langsung menganggap semuanya sama. Ada mobil listrik murni yang sepenuhnya ditenagai baterai, ada pula yang masih menggunakan kombinasi mesin bensin.

2. BEV (Battery Electric Vehicle)

BEV adalah mobil listrik murni yang sepenuhnya menggunakan baterai sebagai sumber tenaga, tanpa mesin bensin. Jenis baterai juga bervariasi, salah satunya LFP (Lithium Iron Phosphate) yang dikenal stabil dan tahan lama yang digunakan pada produk mobil listrik Chery.

Contoh nyata BEV adalah Chery E5, SUV listrik dengan jarak tempuh hingga 430 km (WLTP), atau Chery J6 yang hadir dengan pilihan penggerak RWD dan iWD untuk segala kebutuhan medan jalan.

3. HEV (Hybrid Electric Vehicle)

HEV menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik. Biasanya digunakan untuk mereka yang ingin bertransisi secara perlahan ke kendaraan listrik murni. Konsumsi bahan bakar lebih hemat, tetapi tidak bisa diisi daya melalui charging eksternal. 

Line up HEV Chery seperti Tiggo 8 CSH dan yang terbaru launching saat GIIAS 2025 yakni Tiggo 9 CSH menjadi contoh penerapan teknologi HEV modern dengan performa responsif sekaligus efisien di jalan perkotaan maupun perjalanan jauh.

4. PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)

PHEV adalah versi lebih canggih dari HEV karena baterainya bisa diisi melalui charging eksternal. Artinya, kamu bisa menempuh jarak tertentu hanya dengan tenaga listrik, lalu berpindah ke bensin saat baterai habis.

5. FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle)

Berbeda dari BEV dan PHEV, FCEV menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Teknologi ini lebih banyak digunakan di luar negeri, karena infrastruktur hidrogen di Indonesia masih sangat terbatas.

6. SoC (State of Charge)

SoC menunjukkan persentase kapasitas baterai yang tersisa, mirip seperti indikator baterai pada ponsel. Ada juga istilah tambahan seperti overcharging (pengisian berlebihan) dan overheating (suhu baterai terlalu panas). Untuk mencegah hal ini, EV modern dibekali Battery Management System (BMS) dan Thermal Management System yang otomatis melindungi baterai agar awet.

7. WLTP & NEDC Range

Keduanya adalah standar perhitungan jarak tempuh. WLTP (Worldwide Harmonized Light Vehicles Test Procedure) lebih realistis karena mendekati kondisi jalan nyata, sementara NEDC (New European Driving Cycle) cenderung lebih tinggi angkanya. Jadi, kalau kamu menemukan brosur mobil listrik menyebutkan 430 km WLTP artinya jarak tersebut lebih bisa diandalkan karena menyerupai perkiraan jarak sebenarnya dibanding klaim NEDC.

8. kWh (Kilowatt-hour)

Satuan ini menunjukkan kapasitas baterai. Semakin besar angka kWh, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh. Namun, kapasitas besar juga biasanya berbanding lurus dengan waktu pengisian. 

Sejalan dengan kapasitas baterai, terdapat istilah degradasi yang menunjukan penurunan performa baterai seiring pemakaian. Meski begitu, mobil tetap aman digunakan, hanya saja jarak tempuh bisa berkurang sedikit demi sedikit. Karenanya, kemudahan pemesanan spare part baterai perlu untuk dipertimbangkan.

9. MPGe (Miles Per Gallon Equivalent)

MPGe merupakan istilah pada mobil listrik yang menunjukan satuan pembanding antara efisiensi mobil listrik dengan mobil bensin. Dengan kata lain, metrik MPGe dapat membantu calon pengguna EV memahami seberapa hemat EV yang dipilih jika disetarakan dengan bahan bakar pada mobil bensin.

10. tCO₂e (ton Carbon Emission Equivalent)

Istilah tCO₂e atau ton Carbon Dioxide Equivalent menggambarkan jumlah emisi karbon yang berhasil ditekan berkat penggunaan kendaraan listrik. Semakin rendah angka tCO₂e, semakin kecil pula dampak mobil terhadap lingkungan.

Sebagai contoh, mobil listrik yang digunakan untuk perjalanan harian di kota besar dapat menurunkan emisi karbon hingga beberapa ton per tahun dibandingkan mobil bensin konvensional. Artinya, setiap kilometer yang ditempuh dengan EV turut berkontribusi pada pengurangan jejak karbon nasional.

11. Regenerative Braking

Regenerative braking merupakan sistem pengereman canggih yang mengubah energi terbuang atau kinetik menjadi bermanfaat untuk membangkitkan energi listrik pengisi ulang baterai. Sistem ini memungkinkan efisiensi daya dan membantu memperpanjang jarak tempuh mobil.

Sebagai gambaran, ketika pengemudi menurunkan kecepatan di jalan menurun atau menghadapi kemacetan, sistem akan otomatis menyalurkan energi tersebut kembali ke baterai. Dengan begitu, mobil listrik bisa memulihkan sebagian energi tanpa perlu pengisian daya tambahan.

12. Fast Charging & Slow Charging

Ada dua jenis utama pengisian daya: AC Charging (Slow Charging) dan DC Charging (Fast Charging). AC charging menggunakan arus bolak-balik yang biasa diinstal untuk pengisian EV di rumah. Sementara DC charging menggunakan arus searah dengan voltase tinggi, umumnya tersedia di SPKLU dan bisa mengisi baterai EV hingga 80% hanya dalam hitungan puluhan menit.

13. V2L (Vehicle to Load)

Fitur V2L baru-baru booming belakangan ini memungkinkan mobil listrik menjadi “power bank raksasa” untuk perangkat eksternal. Misalnya, kamu bisa menyalakan kompor listrik atau mengisi daya laptop saat camping. Fitur ini tersedia pada SUV listrik Chery E5 dan Chery J6, sehingga menjadikan mobil ini lebih fungsional.

14. ADAS (Advanced Driver Assistance Systems)

Istilah mobil listrik yang mengacu pada keselamatan ada ADAS atau deretan teknologi keselamatan pintar yang membantu pengemudi selama berkendara. Contohnya Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, hingga Blind Spot Monitoring. Pada lini mobil SUV listrik Chery, J6 dibekali 14 ADAS, sementara E5 menjadi yang terlengkap dengan 17 ADAS.

15. TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)

Terakhir, ada istilah TKDN yang menjadi syarat utama agar mobil listrik mendapat subsidi pemerintah. Saat ini, SUV listrik Chery sudah mencapai nilai 40% TKDN, sehingga masuk program insentif pemerintah.

Tips untuk Pengguna Baru Mobil Listrik

Menggunakan EV memang berbeda dengan mobil konvensional. Sebagian besar sistem dioperasikan lewat layar sentuh, mulai dari pengaturan AC hingga memilih mode berkendara. Karena itu, perlu pembiasaan diri dengan fitur digital.

Saat memilih EV pertama, pahami juga kebutuhanmu. Jika mencari SUV listrik untuk aktivitas off-road dengan performa bertenaga, kamu bisa mempertimbangkan Chery J6. Sementara untuk kebutuhan harian yang modern dan efisien, Chery E5 bisa menjadi pilihan tepat.

Jadi, memahami berbagai istilah mobil listrik bukan sekadar soal tahu arti teknis, tapi juga kunci untuk menikmati pengalaman berkendara yang lebih cerdas dan efisien. Bagi kamu yang sedang mencari mobil listrik sesuai gaya hidup dan kebutuhan, SUV listrik Chery seperti E5 dan Chery J6 bisa menjadi pilihan ideal. Keduanya memadukan desain modern stylish, fitur futuristik, dan performa bertenaga yang siap menemani aktivitas harian hingga perjalanan luar kota. Segera reservasi test drive di dealer terdekat.

Baca Selengkapnya
Cara Merawat Suspensi SUV Agar Nyaman Dipakai Seharian
Tips & Trik
15 October 2025

Cara Merawat Suspensi SUV Agar Nyaman Dipakai Seharian

Suspensi menjadi salah satu komponen paling penting dalam menjaga kenyamanan dan stabilitas mobil, terlebih bila kamu memiliki SUV dengan tampungan besar, mobil keluarga, dan digunakan di berbagai kondisi jalan. Sistem ini berfungsi menyerap guncangan, menjaga keseimbangan kendaraan, serta memastikan ban tetap menempel pada permukaan jalan. 

Namun, meski SUV dikenal tangguh, suspensinya tetap memerlukan perawatan rutin agar performanya optimal. Bagi kamu yang sering melintasi jalan perkotaan dengan permukaan tidak rata atau bahkan semi off-road, merawat suspensi SUV dengan benar akan membuat pengalaman berkendara jauh lebih nyaman dan aman.

Artikel kali ini akan membahas panduan lengkap dan mudah dipahami untuk merawat suspensi SUV agar usia pakainya lebih lama. Mulai dari pemeriksaan shockbreaker hingga pentingnya spooring dan balancing, semua langkah ini bisa kamu terapkan secara berkala. Yuk, simak cara menjaga suspensi SUV tetap prima berikut ini.

1. Periksa Kondisi Shockbreaker Secara Berkala

Shockbreaker adalah peredam utama yang berfungsi menstabilkan gerakan mobil saat melewati jalan bergelombang atau berlubang. Jika komponennya mulai melemah, biasanya ditandai dengan mobil terasa memantul berlebihan, muncul bunyi “jedug” di bagian bawah, atau terlihat oli bocor di area suspensi.

Kondisi tersebut biasanya terjadi sebab sekrup pengikat, baut, dan sambungan antarbagian sudah longgar. Jika kamu menemukan tanda-tanda kebocoran atau kerusakan, sebaiknya segera konsultasikan dengan mekanik terpercaya agar tidak menimbulkan kerusakan lanjutan. Umumnya, pengecekan shockbreaker disarankan setiap 10.000–20.000 km, sementara penggantian bisa dilakukan setiap 50.000–80.000 km tergantung kondisi pemakaian.

2. Hindari Membawa Beban Berlebih

Setiap SUV memiliki kapasitas beban maksimal yang sudah ditentukan oleh pabrikan. Membawa muatan melebihi batas bisa memengaruhi umur suspensi dan membuat kerja komponen bawah mobil jadi lebih berat. Akibatnya, pegas cepat kendur, shockbreaker aus, dan kenyamanan berkendara berkurang.

Sebagai contoh, SUV seperti Chery Tiggo 9 CSH yang berkapasitas tujuh penumpang, dirancang untuk membawa keluarga beserta barang bawaan dalam perjalanan jauh tanpa mengorbankan kenyamanan. Sementara untuk kebutuhan semi off-road, Chery J6 bisa diandalkan karena struktur suspensinya yang kokoh dan stabil di medan beragam. Meski begitu, hindari tetap membawa beban berlebih agar performa suspensi tetap optimal.

3. Rutin Cek Komponen Bearing dan Bushing

Bushing berfungsi sebagai peredam getaran dan suara bising antar komponen logam di bagian suspensi. Sementara itu, bearing berperan mengurangi gesekan pada komponen bergerak dan membantu penyanggaan beban kendaraan agar tetap stabil.

Pastikan kedua komponen ini selalu dalam kondisi baik, terutama pada bagian karet bushing yang rawan retak atau mengeras seiring waktu. Jika dibiarkan aus, efeknya bisa membuat mobil bergetar, timbul bunyi tidak wajar, dan mengganggu kestabilan saat menikung. Pemeriksaan rutin setiap servis berkala akan membantu mendeteksi keausan sejak dini.

4. Lakukan Spooring dan Balancing Secara Rutin

Spooring dan balancing penting dilakukan untuk memastikan posisi roda dan sistem suspensi selaras. Ketika roda tidak sejajar, beban kerja suspensi menjadi tidak seimbang dan bisa mempercepat keausan pada ban maupun shockbreaker.

Ciri umum mobil yang butuh spooring adalah setir terasa berat, mobil cenderung tidak lurus saat melaju, atau getaran terasa di kecepatan tinggi. Dengan melakukan spooring dan balancing setiap 10.000 km atau setelah perjalanan jauh, kamu bisa menjaga kenyamanan sekaligus memperpanjang umur komponen suspensi SUV-mu.

5. Gunakan Jenis Oli dan Komponen yang Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Oli shockbreaker dan komponen pengganti seperti pegas, bushing, atau bearing harus selalu mengikuti standar pabrikan agar kinerjanya maksimal. Penggunaan oli atau komponen yang tidak sesuai bisa mengubah karakter suspensi dan menurunkan kenyamanan berkendara.

Sebagai contoh, deretan SUV modern Chery sudah menggunakan sistem suspensi MacPherson Strut, Torsion Beam, dan Multi-Link Independent yang dirancang untuk memberikan kenyamanan khas SUV premium. Perawatan dengan komponen dan oli yang sesuai akan memastikan sistem tersebut tetap bekerja optimal dan tahan lama.

Mengapa Perawatan Suspensi SUV Itu Penting?

Suspensi bukan hanya sekadar penopang kenyamanan, tapi juga elemen vital untuk menjaga kestabilan dan keamanan kendaraan. Sistem ini bertugas menyerap getaran, menyeimbangkan bobot kendaraan, serta menjaga ban tetap menapak sempurna di permukaan jalan.

Jika dibiarkan rusak, efeknya tidak hanya membuat mobil terasa keras atau tidak nyaman, tapi juga mempercepat keausan ban, menurunkan efisiensi bahan bakar, bahkan memengaruhi sistem kemudi. Dengan melakukan perawatan suspensi secara rutin, kamu bukan hanya menjaga kenyamanan, tapi juga memastikan perjalanan tetap aman dan efisien di berbagai kondisi jalan.

Ciri-Ciri Suspensi SUV Perlu Diservis atau Diganti

Apabila saat berkendara kamu merasakan beberapa poin di bawah, sebaiknya bergegas membuat janji temu dengan bengkel dealer mobilmu:

  • suara berisik dari kolong mobil
  • mobil terasa limbung
  • kemudi tidak stabil
  • permukaan ban aus tidak rata.

Jangan sampai kamu acuh terhadap tanda-tanda suspensi aus bila tidak ingin kerusakannya merembet ke komponen lainnya. Akibatnya, bukan hanya kenyamanan yang menurun, tapi juga risiko keselamatan di jalan meningkat. Karena itu, pastikan kamu selalu melakukan pengecekan berkala agar suspensi SUV tetap dalam kondisi prima.

Jika kamu menggunakan SUV dari Chery, kamu bisa dengan mudah melakukan pemeriksaan dan perawatan suspensi di dealer resmi Chery terdekat. Teknisi berpengalaman siap memastikan sistem suspensi kendaraanmu bekerja optimal sesuai standar pabrikan. Terlebih penawaran after sales yang menarik untuk setiap modelnya. Dengan begitu, pengalaman berkendara tetap nyaman, stabil, dan aman di berbagai kondisi jalan.

Baca Selengkapnya
8 Cara Menghemat Bahan Bakar Saat Berkendara dengan SUV
Tips & Trik
15 October 2025

8 Cara Menghemat Bahan Bakar Saat Berkendara dengan SUV

Kabin yang lapang, dapat menampung hingga  7 penumpang, juga bagasi mumpuni merupakan beberapa kelebihan SUV. Dengan kelebihan tersebut, bagaimana cara menghemat bakar SUV terlebih bila digunakan sebagai mobilitas sehari-hari? Calon pembeli pasti ada yang mempertanyakan hal tersebut. SUV memang unggul, rasanya wajar bila konsumsi bahan bakarnya lebih tinggi dibandingkan mobil kecil karena bobotnya yang besar dan kapasitas mesin lebih besar pula. Di tengah kondisi lalu lintas kota yang padat dan sering macet, hal ini membuat pengeluaran bahan bakar bisa membengkak jika tidak disiasati dengan benar.

Tapi untungnya, ada berbagai cara hemat bahan bakar SUV yang bisa dilakukan tanpa mengorbankan kenyamanan atau performa. Mulai dari kebiasaan berkendara, perawatan rutin, hingga memanfaatkan teknologi modern yang tersedia di banyak SUV masa kini. Simak artikel berikut dan mulai terapkan saat ini juga.

1. Jaga Tekanan Angin Ban Tetap Ideal

Salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk menghemat bahan bakar adalah menjaga tekanan angin ban tetap sesuai rekomendasi pabrikan. Ban yang kurang angin meningkatkan hambatan gulir, sehingga mesin harus bekerja lebih keras dan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.

Kamu bisa memeriksa tekanan ban di SPBU atau menggunakan alat pengukur tekanan portable. Pastikan tekanan ban berada di angka ideal (biasanya 32–35 psi tergantung tipe SUV). Lakukan pengecekan setidaknya setiap dua minggu sekali atau sebelum perjalanan jauh. Ban dengan tekanan yang tepat tidak hanya membantu efisiensi bahan bakar, tetapi juga menjaga umur ban lebih awet (menghindari pecah ban) dan stabilitas mobil tetap optimal.

2. Hindari Akselerasi Mendadak

Kebiasaan menekan pedal gas secara tiba-tiba atau mengerem mendadak membuat konsumsi BBM meningkat signifikan. Mesin akan bekerja ekstra untuk menghasilkan tenaga besar dalam waktu singkat, sehingga bahan bakar terbakar lebih banyak.

Cobalah untuk mengemudi dengan halus dan menjaga kecepatan konstan. Selain membuat berkendara lebih nyaman, cara ini juga mengurangi tekanan pada sistem transmisi dan rem. Pada SUV modern, fitur seperti Eco Mode bisa membantu mengatur tenaga mesin agar respon gas lebih halus dan efisien. Fitur ini sangat bermanfaat saat berkendara di lalu lintas perkotaan yang padat.

3. Perhatikan Beban Kendaraan

Semakin berat beban mobil, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan untuk menggerakkannya. Karena itu, hindari membawa barang yang tidak perlu di bagasi atau menambahkan aksesori berat seperti roof box besar, dudukan sepeda, atau ban cadangan ekstra jika tidak digunakan.

Meski benar SUV dirancang untuk membawa beban lebih banyak, menumpuk muatan berlebih bisa memperberat kerja suspensi dan mesin. Selain boros bahan bakar, hal tersebut juga berisiko mempercepat keausan komponen kaki-kaki kendaraan. Jadi, pastikan untuk hanya membawa perlengkapan penting sesuai kebutuhan perjalanan.

4. Servis dan Ganti Oli Secara Rutin

Setiap kali servis, jangan sampai lupa ganti oli sebab oli yang sudah kotor atau terlalu kental dapat meningkatkan gesekan di dalam mesin, membuatnya bekerja lebih berat dan boros BBM. Sebagian besar SUV modern kini menggunakan oli sintetis rendah gesekan yang membantu meningkatkan efisiensi dan performa mesin. 

Oli jenis ini menawarkan perlindungan lebih baik pada mesin modern yang sensitif terhadap suhu ekstrem seperti mesin turbocharger Selain itu, penggunaan oli sintetis juga dapat memperpanjang umur mesin dan menjaga performa tetap stabil di berbagai kondisi jalan.

5. Gunakan Mode Berkendara Sesuai Kondisi Jalan

Banyak SUV masa kini dilengkapi pilihan mode berkendara seperti Eco, Normal, dan Sport. Setiap mode mengatur karakter tenaga dan respons mesin yang berbeda. Contohnya:

  • Untuk aktivitas sehari-hari di jalan perkotaan, pilihlah Eco Mode karena sistem ini menyesuaikan kinerja mesin agar lebih efisien. 
  • Mode Normal cocok digunakan saat perjalanan jauh di tol, karena mampu memberikan keseimbangan antara tenaga dan efisiensi bahan bakar.
  • Sport Mode sebaiknya hanya diaktifkan ketika dibutuhkan performa maksimal, seperti saat menyalip di tanjakan atau jalan bebas hambatan. 

Dengan memilih mode yang tepat, konsumsi bahan bakar bisa ditekan tanpa mengorbankan kenyamanan.

6. Manfaatkan Teknologi Start-Stop Engine

Teknologi Start Stop Engine memungkinkan mesin mati otomatis saat mobil berhenti di lampu merah atau kemacetan, kemudian menyala kembali begitu pedal gas ditekan. Fitur ini membantu menekan konsumsi bahan bakar yang biasanya terbuang sia-sia saat idle. Beberapa SUV modern Chery sudah mengadopsi fitur ini, sehingga konsumsi bahan bakar di area padat bisa lebih efisien menghemat bahan bakar.

7. Hindari Idle Terlalu Lama

Kebiasaan membiarkan mesin menyala tanpa bergerak tetap menghabiskan bahan bakar. Jika kamu menunggu lebih dari tiga menit misalnya saat parkir atau beristirahat di rest area, lebih baik matikan mesin. Cara sederhana ini dapat menghemat bahan bakar hingga beberapa persen dalam jangka panjang, terutama bagi pengemudi SUV yang sering melakukan perjalanan jauh.

8. Gunakan Bahan Bakar yang Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Pemilihan bahan bakar yang tidak sesuai standar mesin bisa menurunkan efisiensi, menyebabkan knocking, bahkan merusak sistem pembakaran. Selalu ikuti rekomendasi pabrikan terkait angka oktan (RON) yang ideal untuk SUVmu.

Bahan bakar dengan oktan lebih tinggi memang sedikit lebih mahal, tapi hasilnya sepadan karena mesin bekerja lebih efisien dan pembakaran lebih sempurna. Dalam jangka panjang, performa kendaraan akan tetap prima dan biaya perawatan bisa ditekan.

Nah, dari panduan ini, kamu menjadi tahu hal apa saja yang dapat menguras bahan bakar SUV. Perlu diingat, efisiensi bahan bakar tidak hanya bergantung pada mesin dan teknologi, tapi juga pada kebiasaan pengemudi. Untuk pengalaman berkendara yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kamu juga bisa mempertimbangkan SUV modern dari Chery yang sudah dilengkapi fitur Eco Mode, SUV listrik, dan sistem hybrid untuk mendukung gaya hidup berkendara yang cerdas dan hemat energi.

Baca Selengkapnya

Pengaturan Preferensi Privasi

Chery Indonesia menggunakan cookie untuk memastikan fungsi situs web kami berfungsi dengan baik dan terus meningkatkan pengalaman Anda. Kami juga mempersonalisasi fungsi-fungsi pemasaran dan iklan berdasarkan preferensi Anda, yang mungkin terhubung denggan pihak ketiga. Bermitra dengan para pelaku industri, kami berbagi data cookie untuk menyempurnakan layanan kami. Selain itu, cookie kami juga menyimpan peferensi pengaturan Anda, menganalisa lalu lintas situs, dan memantau aktivitas penelusuran. Mohon menjau Pemberitahuan Cookie kami yang komprehensif untuk mengetahui lebih dalam tentang penggunaan cookie kami. Anda juga dapat mengatur preferensi Cookie dengan mengeklik tombol Pengaturan Cookie di bawah ini.